Minggu, 21 Februari 2010

Masalah sound slackware di axioo

Beberapa waktu yang lalu, seorang mualaf slackware mencoba untuk menginstall slackware di laptopnya, waktu itu dicoba slackware 13, tapi belum nginstall sudah macet. Tapi karena pengen make linux, akhirnya mencoba sembarang distro. Kalau tidak salah waktu itu Sabily. Hanya saja, setelah selesai terinstall, soundnya bermasalah.

Setelah mencoba coba beberapa distro, akhirnya open suse bersuara di axioo tersebut, aneh. Namun yang paling aneh sebelumnya adalah, speaker di laptop tidak ada suara, tapi kalau pasang headset, suaranya ada, aneh.

Si "mualaf" berusaha lagi, mencoba menginstall slackware versi current. Sama seperti kasus sebelumnya, speaker bisu. Belum lagi display yang menggunakan chipset SIS. Namun bisa diatasi berkat tulisan dari Nhie, tampilannya pun tampil lebih baik.

Akhirnya iseng - iseng ngecek mixer, Dibagian Setting, Configure Channel ada Option Speaker, pas dicentang, muncul di bagian mixer dalam kondisi mute, begitu di lepaskan mutenya, slackwarenya pun sudah bisa berisik. :D

Si Mualaf itu Bernama Haeril si teaholic, yang suka ngopi hahaha

Senin, 15 Februari 2010

Bongkar Laptop

Setelah sekian lama bersama saya, semalam (14/02/10) saya membongkar laptop. Hal ini disebabkan karena hujan yang mengguyur sore kemarin, dan karena sesuatu dan lain hal, harus tetap jalan dalam kondisi hujan. Tas saya sudah dibungkus, namun karena kerasnya hujan, tetap saja "kebanjiran".

Setibanya dirumah saya sudah prihatin, setelah sempat lap - lap si laptop, akhirnya saya coba untuk menghidupkannya. Dan On. Saya sudah senang, laptop saya tinggalkan dimeja, selanjutnya saya maen - maen dengan laptopnya ipar, pas mo kembali ke laptopku, saya sudah lihat keanehan, layarnya blank, saya kira karena screen saver, tekan - tekan enter tidak ada reaksi, ... panik mulai mendekat ... mati mi ...

Tekan tombol power, dengan harapan ada reaksi, tapi tetap seperti itu. Akhirnya laptop di matikan paksa (tekan tombol power beberapa detik). Abis itu nyalakan ulang, dan tetap tidak ada reaksi. Layar hitam tidak ada tampilan, sedangkan indicator - indicator di panel tetap nyala, hanya saja tombol seperti capslock tidak merespon.

Beberapa hari sebelumnya saya sempat cerita (walau tidak sepenuhnya yakin) kalau laptop punya mekanisme pendeteksian "basah", dan akan otomatis menonaktifkan komputer. Sebenarnya ini ceritanya Amad, yang waktu itu macnya basah, saya cuma copy paste saja, dan menurut logikaku memang harusnya seperti itu, tapi tetap saja saya "Panik".

Keputusan untuk bongkar laptop, supaya bisa dikeringkan (minimal di angin - angin, atau dilap) akhirnya saya buat. Tapi saya selalu kepikiran, kalau dulu setiap kali membongkar barang - barang dengan sekrup yang banyak seperti laptop, radio, dll, biasanya saya dapat bonus, sekrup lebih, yang artinya ada yang tidak kepasang sekrupnya ... doh. Terakhir kali saya bongkar laptop, itupun yang memang sudah rusak, saya juga kelebihan sekrup.

Saya coba membongkar, namun dengan hati - hati, akhirnya bisa, laptop kembali hidup, dan saya tidak kelebihan sekrup.

Ada beberapa catatan yang ingin saya sampaikan terutama buat yang baru bongkar laptop seperti saya ini :

Buatkan bagan/gambar lokasi dari sekrup, card, dll
Sempat kepikiran untuk mencari penuntun bongkar pasang type laptop yang saya gunakan, tapi saya terlanjur panik. yang kepikiran cuma, saya meletakkan sekrup seperti posisi dari sekrup itu di laptop. Dengan cara ini saya bisa menentukan di posisi mana sekrup yang tidak terpasang, misalnya yang terpasang dibawah harddisk.

Tidak menarik paksa
Sewaktu membongkar, saya usahakan untuk tidak menarik paksa, setiap komponen yang saya buka, karena logika saya, bagian - bagian laptop ini harusnya bisa dipasang dengan mudah, hanya perlu mengetahui, bagian mana yang belum lepas. Setiap kali ada yang tertahan, saya usahakan untuk mencari apa yang menyebabkannya tertahan, termasuk, kabel (dan ini penting, kalau putus, wassalam), atau masih adakah sekrup yang belum saya buka, pengait dari body, dll. Akhirnya semua bisa dilepas, dan tidak ada yang patah maupun putus.

Hal yang sama saya lakukan sewaktu memasangnya,hehehe. Tidak terhitung malam tadi berapa kali saya terpaksa bongkar pasang laptop, sampe semua sudah seperti kondisi sebelumnya, kecuali beberapa stiker garansi yang ekspired yang terpaksa disobek.

Setelah diangin - angin sebentar, akhirnya laptop kembali hidup.

*tidak sempat ambil gambar waktu laptop kebongkar, sudah terlanjur panik, walau sempat kepikiran untuk ngambil gambar*

Sabtu, 23 Januari 2010

Warnet Menjamur

Mungkin karena musim hujan, hahaha tidak ada hubungannya ya?. Yak, seperti di judul, warnet di Makassar sekarang banyak yang bermunculan, jadi teringat beberapa tahun silam, kira - kira tahun 98 atau 99, waktu itu kondisinya juga seperti ini, warnet ramai, jangankan di jalan poros, dilorong - lorong pun ada warnet.

Jika dulu layanan yang membuat booming warnet adalah chatting via IRC, sekarang yang membuat booming warnet adalah Facebook, ditambah aplikasi pokernya.

Yap, facebook memang fenomenal, anak - anak kecil pun pada ngomongin facebook, hebat. Poker jadi pekerjaan baru bagi sebagian orang. Bahkan ada teman saya yang mengaku dibayar menggunakan chip poker sehabis memperbaiki laptop orang, karena si empunya tidak punya uang, gila.

Kembali ke masa lalu, waktu itu umumnya warnet menggunakan dial-up dengan modem, kecepatan max 56 kbps, ada juga yang sudah dedicated tapi masih berkisar 64kbps sampai 128kbps. Tapi sekarang, koneksi sudah up to 1Mbps, itupun kadang di jadikan 2 sampe 3 line.

Tambahan sekarang, bukan cuma warnet yang menjamur, warkop yang menyediakan koneksi internet juga banyak, dan umumnya free. Cuma dengan modal ngopi, bisa akses internet. Selain itu juga kebutuhan internet masyarakat semakin tinggi, karena penggunaan modem - modem gsm, cdma juga laris manis. Selain itu ongkos akses internet juga sudah jauh lebih murah dari tahun 98 / 99 lalu.

Mudah - mudahan, warnet, warkop, bukan booming sesaat seperti yang lalu. Semoga.

Jumat, 22 Januari 2010

Gara - gara bajakan, yang original susah ...

Teringat postingan Mamie Lily di blognya beberapa waktu lalu : soal susahnya mendapatkan cd audio original.

Kejadian yang sama juga saya rasakan, ketika rekan - rekan di UIN Alauddin, mesti "menyiapkan" software original.

Sewaktu Amad bilang kesaya tentang album baru dari Muse, sempat sekali saya nyari ke disc tara, yang jual cd audio original, tapi yang ada, kondisinya sudah memprihatinkan, seperti yang mamie ceritakan di blognya. Akhirnya duit yang disiapkan buat beli cd dipake makan - makan ...

Hal yang sama ketika berususan dengan software, (saya pake linux saja biar tidak membajak), ketika mencoba untuk menggunakan software asli, susahnya minta ampun. Software yang asli di Makassar yang tersedia cuma Operating System (baca : Windows), tapi aplikasinya gimana?, belum yang untuk keperluan developmen.

Setelah, tanya - tanya ke berbagai toko baik yang online dan offline, akhirnya tau kalau software asli mesti nunggu 3 - 4 minggu, karena barang itu mesti diorder dulu di luar (negeri). Doh.

Skali lagi ... saya pake linux saja ....

Kamis, 14 Januari 2010

Saya Pake GNU/Linux Saja

Linux , saya singkat saja tulisannya tapi maksudnya GNU/Linux, masih banyak kekurangan. Beberapa review dari orang – orang yang membandingkannya menyebutkan demikian. Namun sampai saat ini saya masih enjoy menggunakan linux, karena : semua keperluan saya dalam berkomputer sudah tercover dengan menggunakan linux.

Saya akui, linux punya banyak kekurangan. Hal ini adalah wajar, mengingat linux dikembangkan dengan sukarela, dan diberikan cuma – cuma pula.

Seiring dengan perkembangan jaman, linux juga semakin maju dan baik. Sehingga saat ini saya mengambil kesimpulan, saya pake linux saja.

Alasannya :
1.Saya bisa dengan mudah mengupdate ke versi terbaru
2.Saya tidak perlu bayar lisensi

Dua alasan itu yang membuat saya sampai saat ini nyaman dengan linux, saya sendiri menggunakan linux untuk keperluan : akses internet, membuat dokumen terutama text dan presentasi, sedikit – sedikit mengolah gambar, transfer video dari handycam, dll.

Untuk akses internet, saya kira linux sudah sangat mencukupi. Mulai dari browser, Instant messanging, sampai torrent, semua aplikasi tersebut tersedia, dan umumnya sudah ada secara default saat instalasi, jika tidak tersedia kita dengan mudah mendownloadnya dan menginstallnya, bahkan pada beberapa system linux bisa install online.

Membuat dokumen saya menggunakan Open Office, office suite yang free. Memang masih ada beberapa kekurangan, terutama dibagian spreadsheet (ini menurut teman saya), namun karena semua yang saya perlukan untuk bekerja dengan office suite sudah terpenuhi sesuai kebutuhan saya, maka saya menganggap ini telah cukup.

Mengolah gambar, umumnya yang saya lakukan cuma modifikasi, sedikit – sedikit buat logo, dengan Gimp dan Inkscape, saya sudah bisa melakukan hal tersebut. Sekali lagi ini sudah cukup buat saya, walau banyak review diluaran sana yang mengatakan bahwa gimp masih jauh dibawah photoshop dan saya juga setuju akan hal tersebut, tapi kembali lagi ke kebutuhan saya. Saya tidak perlu membunuh nyamuk dengan meriam kan?, so jika kebutuhan saya sudah terpenuhi, saya sudah menganggapnya cukup.

Kino adalah aplikasi yang saya gunakan untuk mentransfer video (mini dv) ke komputer, dulu saya sering minta bantu teman menggunakan komputer macnya. Tapi setelah diajarin menggunakan kabel firewire, saya juga sudah bisa melakukan hal tersebut. Sekali lagi, keperluan saya cuma sekedar transfer.

Sekarang ini saya sudah tidak lagi mau ngotot mempromosikan linux, seperti diawal – awal saya mengenalnya. Yang saya permasalahkan cuma soal legalitasnya. That's it. Selama software yang anda gunakan, terlebih jika digunakan untuk mencari nafkah, sebaiknya legal.

Rabu, 23 Desember 2009

Cerita dibalik Rektor UIN Cup II

Seperti biasa, di setiap kejuaraan Taekwondo di seputaran Makassar maka proses scoring masih di percayakan kepada saya. Di setiap kesempatan saya selalu berusaha untuk "memindahkan" software scoring dari komputerku.

Kali ini pun demikian, harapan saya, jika telah pindah ke komputer lain, ketergantungan kepada saya jadi berkurang, sehingga sesekali bisa juga jadi coach.

Sehari sebelum drawing saya ke Univ 45, seperti cerita Praporda Soroako, saya mencoba menggunakan komputernya Ippank. Setelah semua beres, saya pun memberikan pelatihan kilat pada Ippank seputar penggunaan scoring, sampai proses drawing. Ippank pun berhasil menjalankan tugasnya, walau masih ada sedikit kendala kecil, tapi secara keseluruhan Ippank sukses melakukan proses drawing.

Besoknya, hari H tiba, saya rencana agak telat ke tempat kegiatannya, berhubung juga hujan turun dengan derasnya, bikin saya malas bangun dari tempat tidur. Tapi, telp dari Sabeum Tahir membuyarkan semuanya. Ippank tidak ngerti mengaktifkan proses scoringnya, doh. Alasannya belum diajar kemarin. Padahal cuma klik "start event" ippank.

Saya pun maksa kesana.

Persiapkan semuanya, sampe akhirnya tiba pada masalah sound system, panitia rupanya tidak mengantisipasi hal tersebut. Sound system di cari jalan keluarnya akhirnya dapat mixer yang ternyata ada colokan yang bisa dipake. Pas nyolok, mau ngetes sound kok brooming ... tidak ada suara bel seperti yang biasa. Ada apa gerangan. Setelah proses troubleshooting, akhirnya ketahuan komputernya ippank tidak bisa mengeluarkan sound dari jack audio. Doh, ippank, ikhlas tidak sih dipake komputernya.

Akhirnya pilihan terakhir pake komputerku, tapi karena windowsnya sudah kubuang maka saya mencoba menjalankan programnya pake Virtualbox. Ok, semua berjalan seperti seharurnya, pertandingan pun dimulai. tapi .... kok kenapa seperti ada yang memencet tombol padahal tidak ada yang melakukan proses tersebut, dimonitor juga ditampilkan kalau judge - judge seperti memberikan nilai walau secara random, jangan - jangan sticknya masalah.

Stick ditukar - tukar, tetap saja. Setelah semua stick dicabut masih juga seperti itu, diagnosa awal kemungkinan kabelnya sudah ada yang koslet. Selang beberapa saat ada partai pada pertandingan yang nilainya "lompat" karena proses "seolah - olah ada" pemberian nilai.

Hari pertama selesai, rencana besok mau bawa kabel buat ngetes. Karena kabel yang kemarin belum dibuka saya berinisiatif memasangnya, dan semua normal .... tidak ada lagi proses kedap - kedip di indikator, kalau terjadi pemberian nilai.

Akhirnya peralatan saya sambungkan ke komputer, dan *masalah itu muncul lagi*, saya menduga kalau komputer saya yang menjadi penyebabnya, apa karena virtualbox ya?. Akhirnya minta ippank datang kembali bawa laptopnya, yang kebetulan telah diinstall ulang. Mantap.

Saya pun menginstall dan mengkonfigur komputernya ippank, karena program scoring ini tidak bisa pindah ke komputer lain (biasalah masalah lisensi dari pembuat), saya membutuhkan beberapa utility.

Setelah siap, maka saya pun mencobanya. Entah kenapa secara tidak sengaja saya memasang headset ke colokan audionya, dan bersuara, ah, sialan. Dan yang lebih aneh lagi, tanpa Enpowering Technologipun bisa pake LCD, padahal kemarin - kemarin ndak mau, betul - betul aneh.

Setelah semua siap, akhirnya saya pun menyambungkan peralatan scoring, ke komputernya ippank. Dan tiba - tiba, indikator di peralatan scoring kembali berkedap - kedip seperti kemarin, doh.

Akhirnya saya menduga, ini adalah ulah virus. Saya mencoba membandingkan file asli dari cd program dengan hasil kopian, memang berbeda ukurannya. Bah, gawat kalau begini, akhirnya hari kedua dilanjutkan dengan kondisi masih seperti hari pertama, ada kemungkinan nilai lompat, dan betul saja ada beberpa partai yang nilainya tiba - tiba muncul sendiri.

Hari kedua selesai, saya minta ippank menginstall ulang komputernya, buat besok.

Hari ketiga ippank sudah siap dengan komputer yang bersih, hanya windows didalam, akhirnya saya menggunakan program dari cd, datanya saya pake dari hd. Sampe akhirnya saya harus, menggunakan sebuah utility untuk mengaktifkan program tersebut. Dan kejadian kemarin pun kembali. Damn.

Hari ketiga pun berlalu dengan kondisi yang sama, penyebabnya adalah virus yang selalu mencoba menulis ke usb, mungkin nyari flashdisk, karena peralatan tersebut dihubungkan dengan usb to rs232 converter maka wajar saja jika ada signal yang masuk ke peralatan tersebut, karena ulah virus yang mengakses usb.

Hari ketiga selesai, akhirnya saya pun memeriksa kembali, file - file yang saya pergunakan, setelah itu saya dapati, hampir semua file eksekutable yang saya simpan sudah bertambah besar dari ukuran seharusnya.

So ... selamat virus, kali ini kau berhasil bikin saya susah.

Sabtu, 07 November 2009

Latihan pemecahan di Global Taekwondo


Saya telah lama menjanjikan untuk memberikan pelatihan tentang pemecahan. Namun waktu itu yang datang hanya beberapa anak sehingga saya membatalkannya, Namun kamis (5/11) sepertinya adalah waktu yang tepat, disaat anak - anak lagi banyak. Saya membawa 3 lembar papan yang memang khusus dibuat untuk demonstrasi.

Dibeberapa kesempatan sebelumnya saya juga telah mengajarkan melakukan tendangan dwichagi, Memang untuk tingkatan seperti mereka (masih sabuk kuning), tendangan dwichagi adalah sesuatu yang rumit untuk dilakukan, namun karena mereka juga termasuk mahluk pembosan, terpaksa ngajarin dwichagi padahal belum waktunya.

Karena papan cuma tersedia 3 lembar, sedangkan hari itu sabuk kuning yang datang sebanyak 6 orang, maka pilihan tendangan adalah dwichagi dengan harapan ada yang "meleset" sehingga memberikan kesempatan pada yang lain untuk mencoba, sebelumnya juga telah dilakukan semacam drawing, siapa yang lebih dulu menendang. Setelah semua sepakat maka mereka pun berbaris.

Kesepakatannya adalah, Menendang dengan dwichagi, yang bisa memecahkan papan, maka tidak mendapat kesempatan untuk menendang lagi, bagi yang menendang namun meleset, atau tidak pecah, maka giliran selanjutnya adalah teman mereka yang sesuai urutan yang telah ditentukan sebelumnya.

Akhirnya pemecahan dimulai, urutun penendang adalah : Donny, Aliyah, Vanessa, Didi,Nando dan Owen.

Donny mulai dan pecah dengan dwichagi (anak ini memang lebih dibandingkan yang lain), selanjutnya adalah Aliyah dan meleset, begitu pula Vanessa, Didi dan Nando. Tiba giliran Owen, sepertinya Owen tidak melakukan dwichagi namun hanya memutar badan sehingga sasaran terlihat dan melakukan sentakan, namun karena papan yang digunakan mudah pecah, maka pecahlah papan tersebut, anak - anak yang lain pada protes, "Curang, Sabeum itu bukan dwichagi" kata mereka (Saya bangga mereka telah bisa membedakan mana tendangan yang betul dan tidak), namun karena papan juga sudah hampir abis, maka Tendangan Owen saya sahkan, sebagai hadiahnya saya memberikan papan yang telah pecah.

Papan sisa 1 lembar, antusias anak - anak ini sedang pada puncaknya. Sesuai kesepakatan, Donnya yang berhasil memecahkan papan tidak lagi mendapat giliran, sekarang giliran Aliyah kembali, dan sesuai kesepakatan maka tendangan diganti ke tendangan yang mereka lebih kuasai, saya memilih Deol O Chagi, atau tendangan mencangkul.

Seperti biasa Aliyah setiap kali beraksi selalu tegang dan kelihatan takut, akhirnya Aliyah mengangkat kaki dan mengayun, mengenai sasaran dan "prak", papan pecah, Aliyah kegirangan, yang lain kecewa, papan habis. hahahaha

Giliran setelah Aliyah adalah Vanessa, karena masih sangat penasaran, dia pun meminta untuk hari sabtu saya membawa papan lagi, Saya bilang "Maaf sayang, papannya dibeli sabeum belum punya uang", Didi serta merta mengambil uang dan memberikannya ke Sabeum Nim Chiedo. Hahaha rupanya mereka masih penasaran sekali.

Latihan selesai mereka, mereka pun pulang, Pada yang menjemput Donny memamerkan papan yang telah dipecahkannya, di ujung eskalator, Owen dengan bangga memegang Papannya, Vanessa memandang dengan iri, sementara si Aliyah kemungkinan besar akan memamerkan papannya kepada kakaknya si Aby, yang juga taekwondoin di Global namun kali ini tidak datang karena persiapan buat masuk SMP