Rabu, 19 Agustus 2009

Big Decision, Big Step, Big Responsibility

Dalam keseharian kita selalu dihadapkan pada proses pengambilan keputusan, mau pilih merah atau biru misalnya, makan mie atau nasi, dll. Namun terkadang ada sebuah keputusan yang (mungkin) dapat menentukan perjalanan kedepan.

Jika harus memilih saya lebih senang bekerja sebagai network administrator atau programmer maka jujur saya akui kalau saya lebih enjoy sebagai network administrator, walau kadang - kadang kerjanya seperti kuli. Kadang - kadang mesti ada diatas ketinggian karena pasang antena wireless diujung gedung atau di tower, kadang mesti masuk ke plafon, masuk ke kolong - kolong meja, tapi suer, saya enjoy dengan kondisi tersebut, dibandingkan dengan bekerja pada sebuah meja tetap, dengan pakaian yang rapi, keren, jauh dari kesan rantasak atau bahasa normalnya "jorok atau kotor".

Saya mengenal web programming sekitar tahun 2000, waktu itu masih awam di dunia internet dan kepengen punya situs pribadi *walau hingga saat ini tidak pernah kesampaian*. Saya pun belajar html, waktu masih kuliah sempat juga belajar beberapa bahasa pemrograman seperti basic, pascal. Web Statis. Begitu ada perubahan menu, mesti merubah semua file html. Menurutku ini tidak cocok untuk saya, mungkin karena saya orangnya bukan termasuk rajin mengubah file satu persatu alias malas, sampai akhirnya ketemu dengan sebuah sistem bernama web dinamis.

Dimasa - masa itu saya sudah bergaul sama pinguin, sehingga pilihan untuk web dinamis jatuh ke PHP dan MySQL. Selain buat website PHP dan MySQL juga saya gunakan untuk membuat program yang membantu pekerjaan sehari - hari.

Nothing Last Forever
Ungkapan tersebut ada benarnya, Setelah beberapa kali berpindah - pindah kerja, dan jenis pekerjaan akhirnya tiba saya pada suatu masa kejenuhan. Untuk melamar pekerjaan kantor sepertinya sudah sangat susah *Kenapa tong ka itu orang melamar dibatasi umur* seiring usia yang semakin banyak, bahkan pernah (bukan sombong) begitu ada teman menawarkan saya kepada temannya yang membutuhkan pegawai dengan spesifikasi seperti saya jawabannya : "Kalau seperti kak Arman, mo dibayar berapa?", duh, saya rupanya sudah kelihatan begitu mahalnya, padahal tidak seperti itu kok **cie**

Sempat terbetik untuk membuat usaha, tapi kendala utama adalah modal. Akhirnya luntang - lantung tidak jelas, antara kerja atau tidak, dibilang kerja, ndak ada kantornya, dibilang nganggur sering kesana kemari, akhirnya saya jadi Laki - Laki Panggilan,ets jangan salah dulu maksudnya sering dipanggil buat ngerjain urusan yang berbau IT.

Saya bersyukur dengan banyaknya kenalan yang saya punya ketika bergaul dengan linux, hingga sering mendapat "job" dari para kenalan, hingga akhirnya ada sebuah kesempatan yang menurutku cukup baik. Konsekuensinya saya harus serius, bertanggung jawab, dan yang pasti harus merubah pola pikir dari yang selama ini bermental karyawan.

Big Decision
Sebuah kesempatan yang cukup terbuka datang, yaitu membuat software. Walaupun mesti keluar dari "kesenanganku" dalam bergelut dalam dunia IT, tapi kan masih dalah ruang lingkup IT. Bahkan saya sempat berfikir, "kalau saja ada yang mau mengajak saya kerjasama untuk usaha dibidang diluar IT pun kalau prospeknya baik kenapa tidak?" , sebuah keputusan besar kutetapkan dengan menerima pekerjaan tersebut.

Big Step
Mental karyawan yang selama ini ada pada saya harus dibuang, saya harus bekerja profesional.
Diawal - awal akan menerima kerjaan tersebut saya merasa kalau ini adalah sebuah langkah besar, sekali terima kerjaan tersebut, tidak ada lagi kesempatan untuk mundur. Maju atau Gagal.

Big Responsibility
Target dari program ini adalah sebuah instansi raksasa, namun mesti membuktikan diri ke pihak instansi tersebut bahwa kami mampu. Akhirnya dibuat sebuah pilot project. Tentu saja dengan taruhan, Berhasil maka target yang lebih besar dapat kita kejar, namun jika gagal, bukan saja mendapat malu, tapi bisa saja berujung di pengadilan. Ini tanggung jawab yang sangat besar, semoga saja saya bisa menyelesaikan pekerjaan tersebut tepat waktu dan sesuai dengan harapan, dalam artian tidak ada kendala berarti dan program yang dibuat dapat dirasakan manfaatnya