Jumat, 22 Januari 2010

Gara - gara bajakan, yang original susah ...

Teringat postingan Mamie Lily di blognya beberapa waktu lalu : soal susahnya mendapatkan cd audio original.

Kejadian yang sama juga saya rasakan, ketika rekan - rekan di UIN Alauddin, mesti "menyiapkan" software original.

Sewaktu Amad bilang kesaya tentang album baru dari Muse, sempat sekali saya nyari ke disc tara, yang jual cd audio original, tapi yang ada, kondisinya sudah memprihatinkan, seperti yang mamie ceritakan di blognya. Akhirnya duit yang disiapkan buat beli cd dipake makan - makan ...

Hal yang sama ketika berususan dengan software, (saya pake linux saja biar tidak membajak), ketika mencoba untuk menggunakan software asli, susahnya minta ampun. Software yang asli di Makassar yang tersedia cuma Operating System (baca : Windows), tapi aplikasinya gimana?, belum yang untuk keperluan developmen.

Setelah, tanya - tanya ke berbagai toko baik yang online dan offline, akhirnya tau kalau software asli mesti nunggu 3 - 4 minggu, karena barang itu mesti diorder dulu di luar (negeri). Doh.

Skali lagi ... saya pake linux saja ....

2 komentar:

dani mengatakan...

Di basis Gentoo ada Linux Arch dan Linux Sabayon yang lebih mudah pengelolaan paket binarinya. Pun lebih bleeding-edge.

Di Mandriva, ada PCLinuxOS yang rolling release dan mudah dipakai.

Akankah distro induk tersebut bertahan?

Di Slackware ada slapt-get untuk kemudahan pengelolaan paket. Akankah tool itu dipakai oleh para slackers? Lalu apa istimewanya Slackware? :)

arman mengatakan...

istimewanya slackware? kayaknya tidak ada, makanya saya tidak pernah menganjurkan orang pake slackware, cukup saya saja yang pake, kalau pertanyaannya ganti "kenapa saya pake slackware" jawabannya "karena saya suka dan saya mau". :)